Nasional

Gunung Sakurajima Meletus: Kolom Abu Vulkanik Capai 4.400 Meter

Kagoshima, Jepang — Gunung berapi Sakurajima, yang terletak di Prefektur Kagoshima di barat daya Jepang, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik signifikan. Pada Minggu dini hari, 16 November 2025, terjadi letusan eksplosif dari kawah Minamidake, dengan semburan abu dan asap mencapai ketinggian luar biasa, sekitar 4.400 meter ke atmosfer.

Kronologi Kejadian

  • Letusan terjadi sekitar pukul 00.57 waktu lokal, menurut observatorium meteorologi setempat.
  • Dentuman awal disusul oleh beberapa letusan lanjutan, yang menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik tidak hanya berupa semburan tunggal, tetapi bersifat berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu.
  • Karena letusan ini, badan cuaca setempat segera mengeluarkan peringatan hujan abu untuk beberapa prefektur, antara lain Kagoshima, Kumamoto, dan Miyazaki.

Dampak dan Kondisi Saat Ini

  • Meski kolom abu sangat tinggi, tidak ada laporan cedera pada warga dan tidak terdeteksi kerusakan bangunan.
  • Dalam erupsi tersebut, batuan vulkanik berukuran besar terlontar hingga sejauh pos pendakian kelima. Namun, observatorium melaporkan tidak adanya aliran piroklastik, yakni aliran cepat material panas dari gunung, yang bisa sangat berbahaya.
  • Tingkat peringatan gunung tetap berada di level 3 dari 5, yang berarti ada pembatasan akses ke gunung demi keamanan publik.

Sejarah dan Karakteristik Sakurajima

Gunung Sakurajima adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Jepang. Dahulu Sakurajima merupakan sebuah pulau lepas, tetapi pada tahun 1914 aliran lava besar menciptakan jembatan darat ke Semenanjung Ōsumi di Pulau Kyushu, sehingga secara geologis terhubung dengan daratan.

Sejak itu, Sakurajima kerap mengalami erupsi kecil maupun sedang. Pada erupsi terkini, kolom abu yang mencapai 4.400 meter menjadi salah satu yang paling mencolok dalam beberapa waktu terakhir.

Tindakan Peringatan dan Rekomendasi

Pihak berwenang berbasis pada prakiraan hujan abu menyarankan agar penduduk di daerah yang berpotensi terkena abu menggunakan masker atau menutup wajah jika berada di luar ruangan. Selain itu, pengemudi kendaraan diimbau untuk berkendara perlahan karena abu vulkanik dapat mengganggu visibilitas dan berbahaya bagi mesin kendaraan.

Karena status peringatan tetap di level 3, akses publik ke area gunung dibatasi demi menghindari risiko letusan lanjutan atau hamburan material vulkanik.

Analisis Risiko

Meskipun tidak ada aliran piroklastik yang terdeteksi kali ini, erupsi dengan kolom abu setinggi itu tetap menimbulkan beberapa risiko:

  1. Hujan abu — Abu vulkanik yang jatuh bisa merusak fasilitas, mengotori lingkungan, dan mengganggu pernapasan manusia, terutama bagi anak-anak, lansia, dan orang dengan masalah pernapasan.
  2. Batuan vulkanik — Proyeksi batu besar menunjukkan letusan cukup kuat; jika terjadi lebih dekat ke pemukiman, batuan bisa membahayakan.
  3. Gangguan transportasi — Abu dapat mengganggu jalur penerbangan jika menyebar luas, serta mengganggu lalu lintas darat.

Kesimpulan

Letusan Gunung Sakurajima pada 16 November 2025 menunjukkan bahwa meskipun ini adalah gunung berapi yang aktif secara rutin, kemampuannya untuk menghasilkan semburan abu sangat tinggi — hingga 4.400 meter — tidak boleh dianggap remeh. Pemerintah setempat dan badan meteorologi tetap waspada dengan menjaga tingkat peringatan di level menengah dan memberikan peringatan kepada masyarakat mengenai potensi hujan abu.

Warga di sekitar kawasan vulkanik diimbau terus mengikuti informasi resmi, mempersiapkan perlindungan seperti masker, dan mengikuti petunjuk evakuasi atau pembatasan akses jika diperlukan. Aktivitas vulkanik seperti ini mengingatkan bahwa bahaya alam selalu bisa muncul, dan kesiapsiagaan sangat penting di kawasan rawan vulkanik seperti Sakurajima.

 

Penulis: Ratih Anggraini | Editor: Booby Hassanudin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *